Rabu, 01 September 2010

Kau Vs Dirimu, Aku Vs Diriku

Pernahkah kau merasa sangat tidak nyaman dengan dirimu sendiri?

Kau merasa tidak bisa apa-apa, yang kau tahu hanya mengagumi kemampuan orang lain dan merasa iri dengan segala nilai plus-plus yang dimiliki orang itu.
Kau terhanyut dalam pikiran burukmu, terpuruk di dalamnya hingga membuatmu semakin jatuh, lalu kesulitan untuk bangkit dan melihat ke dalam dirimu sendiri yang sebenarnya dilengkapi dengan berbagai hal yang sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang membanggakan, sangat membanggakan.

Kau semakin terjatuh terutama saat orang yang kau sayang ternyata pernah mengagumi orang tersebut, berhubungan dekat dengan orang tersebut, yang kau anggap memiliki nilai plus-plus dibandingkan dengan dirimu, yang kau anggap tidak bisa apa-apa dan tidak memiliki sesuatu yang pantas dibanggakan.

Pikiranmu semakin kacau dan membenci dirimu sendiri karena secara tidak sengaja orang yang kau sayangi -dan katanya menyayangimu saat ini- memuji orang tersebut di hadapanmu.
Saat itu kau seperti terhempas dari ketinggian yang tak bisa kau bayangkan, pikiran dan perasaanmu pecah berkeping-keping, ditiup angin yang dengan senang hati melambai-lambai lembut menyapa awan dan pepohonan.
Setelah itu kau hanya ingin melepas semua, rasamu, kasihmu, jiwamu, dan tentu saja orang yang kau sayang tersebut karena kau merasa dia tidak menganggapmu dan kau tidak pantas untuknya.

Tapi saat kau sadar kau berusaha menepisnya, meyakinkan dirimu sendiri bahwa semua itu hanya pemikiranmu saja, tidak lebih.
Namun tak berapa lama pikiran itu kembali muncul, menjemputmu kembali ke dunia memuakkan itu, dunia dimana kau ditertawakan oleh pikiranmu sendiri, sungguh dunia yang sangat membuatmu tak berdaya.

Situasi seperti ini bisa dikatakan sebagai situasi yang dialami individu dengan self concept rendah, artinya individu tersebut beranggapan "I'm not okay, You're okay".
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa self concept adalah gambaran individu tentang dirinya sendiri, baik kelebihan yang ada dalam dirinya maupun kekurangannya.

Self concept ini juga yang dapat mempengaruhi proses interaksi antara individu dengan orang lain atau lingkungannya. Self concept yang rendah dapat dilihat dari sikap pesimis terhadap diri sendiri. Kondisi ini tentu sangat tidak baik bagi perkembangan individu tersebut. Untuk mengantisipasinya diperlukan bantuan orang lain, terutama orang yang dianggap penting oleh individu tersebut, misalnya orang tua, kakak, adik, sahabat, atau pacar. Dukungan dan semangat yang diberikan dapat menjadi sandaran individu untuk membangun self concept.

Bagaimana bentuk dukungan yang dapat diberikan?
Kurangi kebiasaan membanding-bandingkan individu yang satu dengan yang lainnya, apalagi menggunakan kata-kata kasar dan menyakitkan. Selain itu, jangan menjelek-jelekkan hasil karya orang lain. Jika memang ada yang kurang, gunakan kalimat yang tidak menjatuhkan atau menghina, cukup gunakan bahasa yang halus, seperti saat memberikan saran.

Berada dalam situasi tersebut sungguh sangat tidak nyaman dan menyakitkan karena yang menjadi lawan adalah diri sendiri. Karena itu, kepedulian dari orang yang dikasihi sangat diperlukan di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar